Doll Teposeliro
yaitu sebuah nama usaha (brand) yang diusung oleh saya sendiri yang memberi nuansa yang berbeda
dikalangan bisnis handicraft kain boneka, memang koleksi doll teposeliro
mungkin ada beberapa jenis yang tidak jauh berbeda yang telah beredar dipasaran
karena doll teposeliro saat ini masih kerjasama dalam produksinya pada home
industri handycraft boneka milik saudara yang berada di Magelang Jawa Tengah
tepatnya di Dusun Candi, Desa Sidomulyo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang,
ini pasaranya sudah cukup dikenal
khalayak dan membabat pasaran dikalangan pasar boneka
khususnya daerah-daerah kabupaten di Jawa Tengah dan telah mendapat penghargaan tingkat nasional Citi
Micro-Entrepreneurship Award 2007 dari Citi Indonesia dan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan dinobatkan sebagai pemenang pertama. Disini doll teposeliro meski masih kerjasama dalam menghasilkan produknya
namun doll teposeliro mengajukan beberapa desain tersendiri yang unik dan kaya
makna pada desainya maupun istilah penamaanya yang hendak diproduksi hal ini
sekaligus memberi citra yang berbeda dari kreatifitas handycraft bahan boneka
yang telah ada.
Istilah kata
"TEPOSELIRO" yaitu gabungan dari dua kata tepo dan seliro yang
mungkin terdengar asing ditelinga masyarakat terlebih masyarakat luar jawa
khusunya. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang istilah itu muncul dari
bahasa jawa yang dicetuskan oleh leluhur nenek moyang di jawa dan itu sekaligus
menjadi peringatan atau nasihat yang baik untuk dimiliki manusia, seperti makna
singkatnya yaitu sikap tenggang rasa, toleransi, saling tolong-menolong dalam
hal kebaikan, saling menyayangi saling mencintai" dan masih panjang lebar
lagi penjabaran baik dari istilah itu apabila diulas.
Saya mengangkat istilah jawa ini berlandaskan betapa
pentingnya sikap ini dimiliki oleh manusia dimuka bumi, karena sesungguhnya
Allah SWT telah berfirman bahwasanya Allah SWT memerintah tolong-menolong
(bekerjasama) dalam mengerjakan kebajikan dan melarang tolong menolong
(bekerjasama) dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
kalau melihat
keadaan zaman sekarang yang memperihatinkan akan nilai perkembangan
attitude/karakter manusia yang tidak seimbang dengan perkembangan teknologi
yang ada saat ini, maka hal ini juga menjadi alasan saya mengangkat istilah
teposeliro karena saat ini bukan hanya istilah teposeliro yang akan sirna di
kalangan kita tetapi juga penerapanya hampir diabaikan oleh manusia dizaman
modern yang penuh canggih dengan teknologi sekarang yang seakan-akan dirasa
manusia tidak membutuhkan pertolongan / kerjasama dengan sesama manusia
sehingga mulainya pengikisan sifat-sifat saling menghormati, yang lebih parah
lagi sekarang penghormatan murid terhadap guru mengikis drastis mentang-mentang
sekarang segala informasi bisa datang ditanganya dengan bantuan search engin
yang ada saat ini. Hal ini merupakan kesalahan yang fatal sikap murid terhadap
guru dan ini tidak boleh dibiarkan karena kalau murid terhadap guru saja sudah
tidak punya penghormatan khusus bagaimana dengan orang lain.
Maka dengan
penuh harapan baik dan iringan niatan sholihan dengan diangkatnya istilah teposeliro ini
mampu menjadi lantaran menumbuhkembangkan kembali kesadaran pentingnya
penerapan saling menghormati, saling tolong-menolong dalam kebaikan, saling
tenggang rasa, saling menyangi dan saling mencintai. Istilah teposeliro ini
juga menjadi misi saya dalam membangun pribadi agar menjadi manusia yang lebih baik yang
bisa berbagi manfaat baik dalam segi keilmuan maupun ladang perekonomian,
harapan tinggi saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar